Pendidikan

Sabtu, 29 Agustus 2009

Konsep Al-Qur'an Tentang Khairu Al-Ummah

Penelitian dalam masalah ini bertujuan untuk mengetahui : (1) konsep Al-Qur'an tentang Khairu Al-Ummah; (2) untuk mengetahui nilai-nilai normatif ajaran Al-Qur'an tentang Khairu Al-Ummah dilihat dari sudut pandang pendidikan Islam.
Penelitian ini menggunakan metode Riset kepustakaan (library research) dengan metode pengumpulan data menggunakan metode yuridis, metode tafsir maudlu’i dan metode interpretasi sistematis dan sumber datanya ada dua yaitu sumber primer yang terdiri dari ayat-ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan Khairu Al-Ummah dan sumber sekundernjya yaitu Al- Qur’an dan terjemahan, kitab tafsir, hadis-hadis Nabi Muhammad saw.,dan buku-buku ilmiah yang ada relevansinya dengan konsep Al-Qur’an tentang Khairu Al-Ummah dalam perspektif pendidkan Islam sedangkan Teknik Analisis datanya menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif data dan analisis semantik. Disamping itu dalam penelitian ini juga menggunakan pendekatan sintetis-analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur'an merupakan kalam Allah yang diturunkan Nabi Muhammad saw., memberikan petunjuk secara universal kepada umatnya dijadikan sebagai sumber pertama dan utama dalam ajaran Islam. Meskipun secara langsung Al-Qur'an tidak menunjukkan bentuk masyarakat yang Islami (Ummah Muslimah), akan tetapi kitab tersebut memberikan nilai-nilai normatif dalam pembentukan Kairu Al- Ummah (masyarakat yang unnggul), dengan karakteristik tertentu. Dalam Al- Qur’an surat Ali Imran ayat 110, menyebutkan karakteristik khairu al-ummah terdiri dari amar ma’ruf, nahi munkar dan iman kepada Allah swt. Dalam kontek sosiologis ketiga karakteristik tersebut terderivasi dalam teori sosial diantaranya yaitu nilai humanisasi, nilai liberasi, dan nilai transendensi yang merupakan derivasi Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 110; yaitu : amar ma'ruf nahi munkar dan Iman kepada Allah. Pertama Nilai-nilai humanisasi terdiri dari : a) nilai kemanusiaan, b) nilai kesatuan umat manusia, c) nilai keseimbangan, d) rahmatalil'alamin. Nilai-nilai humanisasi tersebut secara normatif telah ditunjukkan dalam Al-Qur'an. Kedua nilai-nilai liberasi terddiri dari : a) toleransi, b) keajemukan (plurasme), c) demokrasi,. Ketiga nilai-nilai tarnsendensi yang terdiri dari : Iman kepada Allah, iman kepada malaikatmalaikat Allah, Iman Kepada Kitab-Kitab Allah, Iman Kepada Nabi Dan Rasul Allah, Iman Kepada Hari Akhir, Iman Kepada Qada Dan Qadar Allah. Ketiga nilai tersebut jikalau dimplikasikan dalam pendidikan maka akan terwujud pendidikan yang humanis, pendidikan yang liberalis dan pendidikan yang mempunyai nilai-nilai tauhid, sehingga pendidikan Islam merupakan satu kesatuan yang secara intregalistik terdiri dari berbagai ilmu pengetahuan, baik yang yang dipandang sekuler maupun yang Islam. Pendidikan yang dipandang sekuler dengan mengambil dasar dan sumber pengetahuannya dari Al-Qur'an bisa diharapkan mengandung nilai-nilai normatif Islam (humanisme teosentris). Dalam implementasinya dapat menghasilkan pendidikan humanistik yang mempunyai orientasi proses pendidikan sebagai berikut:1)Tujuan pendidikan humanistik adalah membudayakan manusia atau memanusiakan manusia,2) Materi pendidikan humanistik adalah menurut ilmu-ilmu kemanusiaan, 3) Metode pendiidkan humanistik adalah menghargai harkat dan martabat dan derajat manusia, 4) Proses pendidikan humanistic adalah menciptakan suasana pendidikan manusiawi, 5) Evaluasi pendidikan humanistik adalah mengetahui mengevaluasi perkembangan anak didik sedagai dasar anak manusia yang sedang berkembang dengan menurut dasar kriteria kemanusiaan. Dalam pendidikan Islam setidaknya ada empat prinsip dalam mengimplementasikan liberasi pendidikan, diantarannya sebagai berikut :1) Prinsip pemfungsian akal. Islam dalam menjustifikasikan agama Ilahiyah tidak hanya melalui wahyu saja akan tetapi juga melalui kompetensi akal yang bertujuan untk memahami ayat-ayat kauniyah, 2) Prinsip ego (self), ego manusia terdiri dari pikiran dan kesadaran. Menurut Rene Descrates dikutip Rizal Mustasir menyatakan (cogito ergo sum)" aku berfikir maka aku ada" hal ini merupakan bentuk kesadaran manusia untuk memahami hakekat dirinya, 3) Kebebasan bersama batas etika, artinya kebebasan yang diberikan Islam bertmpu pada kekuatan pribadi dibawah kekuatan sang pencipta, 4) Lompatan keterbukaan nalar. Maksudnya setelah akal difungsikan sesuia perannya, ada I'tikad untuk membuka cakrawala pandang hidup seluruh fenomena alam dan transendensi merupakan frame dari humanisasi dan liberasi. Ketiga nilai tersebut juga yang dijadikan sebagai landasan dalam membentuk transformasi pendidikan Islam.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda